Dalam kalender hijriyah, setiap pertengahan bulan selalu punya waktu istimewa — tiga hari di tanggal 13, 14, dan 15 Hijriyah yang disebut Ayyamul Bidh (أيام البيض), artinya “hari-hari putih”.
Disebut demikian karena pada malam-malam itu, bulan purnama bersinar penuh. Rasulullah ﷺ mencontohkan untuk berpuasa di hari-hari tersebut sebagai bentuk ibadah sunnah yang bernilai besar.
Puasa Ayyamul Bidh bukan hanya menahan lapar dan haus, tapi menjadi pelatihan ruhani dan kontrol diri di tengah kesibukan dunia.
Bagi kaum Muslimin masa kini, ibadah ini juga menjadi momentum untuk menguatkan amal jariyah seperti wakaf Quran, agar pahala terus mengalir bahkan setelah Ramadhan berlalu.
Apa Itu Puasa Ayyamul Bidh?
Puasa Ayyamul Bidh adalah puasa sunnah tiga hari pada tanggal 13, 14, dan 15 di setiap bulan hijriyah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berpuasalah tiga hari dalam setiap bulan, karena itu sama dengan puasa sepanjang masa.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa ini dikenal sebagai puasa tengah bulan atau puasa sunnah ayyamul bidh, yang bisa dikerjakan di bulan apa pun selain hari-hari yang diharamkan berpuasa.
Kapan Puasa Ayyamul Bidh Dilaksanakan?
Puasa ini mengikuti kalender hijriyah, bukan masehi.
Misalnya:
Bulan Rabiul Akhir: tanggal 13–15 jatuh pada sekitar 14–16 Oktober 2025.
Bulan Jumadil Awal: sekitar pertengahan November 2025, dan seterusnya.
Agar tidak terlewat, banyak orang menggunakan kalender hijriyah digital atau pengingat harian untuk mengetahui kapan Ayyamul Bidh berlangsung.
Cara Melaksanakan Puasa Ayyamul Bidh
Sama seperti puasa sunnah lainnya, pelaksanaannya sederhana:
Niat di malam hari sebelum terbit fajar.
Niatnya bisa diucapkan dalam hati:
“Saya niat berpuasa sunnah ayyamul bidh karena Allah Ta’ala.”Menahan diri dari makan, minum, dan perkara yang membatalkan puasa dari fajar hingga magrib.
Berbuka saat matahari terbenam dengan niat syukur dan doa.
Tidak harus berpuasa tiga hari sekaligus, tapi lebih utama jika lengkap tiga hari (13, 14, 15 Hijriyah).
Hikmah dan Manfaat Puasa Ayyamul Bidh
1. Menghapus dosa kecil
Setiap puasa sunnah menjadi sarana penyucian diri dari dosa-dosa ringan yang kita lakukan tanpa sadar.
2. Melatih kesabaran dan empati
Menahan diri dari makan dan minum melatih jiwa agar lebih peka terhadap penderitaan orang lain, terutama mereka yang kesulitan mendapatkan makanan.
3. Menyegarkan hati dan pikiran
Puasa di pertengahan bulan memberi efek “restart” spiritual — mencegah rutinitas ibadah terasa kering dan mekanis.
4. Mendapat pahala besar seperti puasa sepanjang tahun
Nabi ﷺ menyebut bahwa tiga hari puasa tiap bulan setara dengan puasa setahun penuh, karena Allah melipatgandakan pahala kebaikan hingga sepuluh kali lipat.
Menghubungkan Puasa Ayyamul Bidh dengan Amal Jariyah Wakaf Quran
Puasa Ayyamul Bidh mengajarkan kita tentang ketulusan dan kontinuitas amal.
Nilai itu sejalan dengan konsep wakaf Quran — memberi tanpa pamrih, agar pahala terus mengalir bahkan setelah diri tiada.
Sebagaimana puasa melatih kita untuk mengendalikan diri demi ridha Allah, wakaf mengajarkan kita melepaskan sebagian harta untuk manfaat yang kekal.
Ketika kita berpuasa, pahala kita dijanjikan langsung oleh Allah.
Ketika kita berwakaf, pahala itu tidak berhenti mengalir — bahkan setelah ajal tiba.
Pahala Berkelanjutan Wakaf Quran
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Wakaf Quran adalah bentuk nyata sedekah jariyah.
Setiap kali seseorang membaca, menghafal, atau mengajarkan ayat dari mushaf yang diwakafkan, pahala mengalir kepada pewakafnya — bahkan hingga bertahun-tahun kemudian.
Puasa Ayyamul Bidh menyiapkan hati untuk memberi,
sedangkan wakaf Quran memperluas dampak kebaikan itu agar tidak berhenti di diri kita.
Wakaf Quran: Amal Jariyah yang Menghidupkan Ilmu dan Dakwah
Banyak lembaga dakwah, pesantren, dan yayasan yang membutuhkan mushaf untuk santri dan jamaahnya.
Namun, kebutuhan mereka sering lebih besar dari kemampuan anggaran.
Melalui program wakaf Quran lembaga, umat bisa:
Berpartisipasi dalam mencetak mushaf untuk santri dan penghafal Quran.
Menyebarkan mushaf ke daerah-daerah pelosok.
Mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan Al-Quran di Indonesia.
Fatijja Quran sebagai percetakan mushaf lembaga membantu mewujudkan program ini dengan amanah — mulai dari desain mushaf, proses cetak, hingga pengiriman ke penerima manfaat.
Puasa dan Wakaf: Dua Jalan Amal yang Berkelanjutan
Puasa Ayyamul Bidh membentuk kebiasaan spiritual individu.
Wakaf Quran memperluasnya menjadi manfaat sosial yang berkesinambungan.
Keduanya berpadu menjadi amal jangka panjang:
Puasa membersihkan diri.
Wakaf menghidupkan orang lain.
Keduanya menuntun menuju ridha Allah yang abadi.
Penutup
Puasa Ayyamul Bidh bukan sekadar tradisi sunnah tengah bulan.
Ia adalah latihan konsistensi dalam beramal — menjaga niat, menahan diri, dan menumbuhkan empati.
Dan ketika semangat itu diteruskan melalui wakaf Quran, maka pahalanya berlipat menjadi amal jariyah yang tak putus waktu.
Mari jadikan setiap pertengahan bulan sebagai momentum:
🌙 berpuasa untuk diri sendiri, dan berwakaf untuk ummat.
📞 Program Wakaf Quran Lembaga – Fatijja Quran
Untuk kolaborasi wakaf mushaf, lembaga dakwah, atau percetakan Quran lembaga:
Hubungi kami di 0882-1073-4423
🌐 fatijjaquran.com
Amanah dijaga, mushaf tersebar, pahala mengalir.




